Rabu, 01 September 2010

Karena Cinta

Karena Cinta
~Jalaluddin Rumi~

Karena cinta duri menjadi mawar
Karena cinta cuka menjelma anggur segar
Karena cinta keuntungan menjadi mahkota penawar
Karena cinta kemalangan menjelma keberuntungan
Karena cinta rumah penjara tampak bagaikan kedai mawar
Karena cinta tumpukan debu kelihatan seperti taman
Karena cinta api yang berkobar-kobar
jadi cahaya yang menyenangkan
Karena cinta syaitan berubah menjadi bidadari
Karena cinta batu yang keras
menjadi lembut bagaikan mentega
Karena cinta duka menjadi riang gembira
Karena cinta hantu berubah menjadi malaikat
Karena cinta singa tak menakutkan seperti tikus
Karena cinta sakit jadi sehat
Karena cinta amarah berubah
menjadi keramah-ramahan

Pengawas Dan Pemabuk

Pengawas Dan Pemabuk
~Jalaluddin Rumi~

Kata pemabuk
hai pengawas
tinggalkan daku
pergi jauh
siapa kan bias
merebut gadaian
dari si dia tak berpakaian

Kiranya aku kuat
pasti kutuju rumahku
bagaimana ini
terjadi?

Andainya kupunya
akal dan wujud mungkin
aku di bangku
laksana syeikh.

Puisi Bak Awan Hitam

Puisi Bak Awan Hitam
~Jalaluddin Rumi~

Apalah puisi
perlu kubanggakan
kupunya seni
lain dari seni penyair

Puisi bak awan hitam
aku laksana bulan
tersembunyi belakang selubungnya
usah kaupanggil
awan nan hitam
bulan bersinar di angkasa

Kebenaran

Kebenaran
~Jalaluddin Rumi~

Nabi bersabda bahwa Kebenaran telah dinyatakan:
"Aku tidak tersembunyi, tinggi atau rendah
Tidak di bumi, langit atau singgasana.
Ini kepastian, wahai kekasih:
Aku tersembunyi di kaibu orang yang beriman.
Jika kau mencari aku, carilah di kalbu-kalbu ini."

Dia Tidak Ditempat Lain

Dia Tidak Ditempat Lain
~Jalaluddin Rumi~

Salib dan ummat Kristen, ujung ke ujung, sudah kuuji.
Dia tidak di Salib.
Aku pergi ke kuil Hindu, ke pagoda kuno.
Tidak ada tanda apa pun di dalamnya.
Menuju ke pegunungan Herat aku melangkah,
dan ke Kandahar Aku memandang.
Dia tidak di dataran tinggi
maupun dataran rendah. Dengan tegas,
aku pergi ke puncak gunung Kaf (yang menakjubkan).
Di sana cuma ada tempat tinggal
(legenda) burung Anqa.
Aku pergi ke Ka'bah di Mekkah.
Dia tidak ada di sana.
Aku menanyakannya kepada Avicenna (lbnu Sina) sang filosuf
Dia ada di luar jangkauan Avicenna ...
Aku melihat ke dalam hatiku sendiri.
Di situlah, tempatnya, aku melihat dirinya.
Dia tidak di tempat lain.

Kesadaran

Kesadaran
~Jalaluddin Rumi~

Manusia mungkin berada dalam keadaan gembira, dan manusia lainnya berusaha untuk menyadarkan. Itu memang usaha yang baik. Namun keadaan ini mungkin buruk baginya, dan kesadaran mungkin baik baginya. Membangunkan orang yang tidur, baik atau buruk tergantung siapa yang melakukannya. Jika si pembangun adalah orang yang memiliki pencapaian tinggi, maka akan meningkatkan keadaan orang lain. Jika tidak, maka akan memburukkan kesadaran orang lain.

Manfaat Pengalaman

Manfaat Pengalaman
~Jalaluddin Rumi~

Kebenaran yang agung ada pada kita
Panas dan dingin, duka cita dan penderitaan,
Ketakutan dan kelemahan dari kekayaan dan raga
Bersama, supaya kepingan kita yang paling dalam
Menjadi nyata.

Dimensi Lain

Dimensi Lain
Jalaluddin Rumi~

Dunia tersembunyi memiliki awan dan hujan,
tetapi dalam jenis yang berbeda.
Langit dan cahaya mataharinya, juga berbeda.
Ini tampak nyata,
hanya untuk orang yang berbudi halus
mereka yang tidak tertipu oleh kesempurnaan dunia yang semu.

Aku Adalah Kehidupan Kekasihku

Aku Adalah Kehidupan Kekasihku
Jalaluddin Rumi~

Apa yang dapat aku lakukan, wahai umat Muslim?
Aku tidak mengetahui diriku sendiri.
Aku bukan Kristen, bukan Yahudi,
bukan Majusi, bukan Islam.
Bukan dari Timur, maupun Barat.
Bukan dari darat, maupun laut.
Bukan dari Sumber Alam,
Bukan dari surga yang berputar,
Bukan dari bumi, air, udara, maupun api;
Bukan dari singgasana, penjara, eksistensi, maupun makhluk;
Bukan dari India, Cina, Bulgaria, Saqseen;
Bukan dari kerajaan Iraq, maupun Khurasan;
Bukan dari dunia kini atau akan datang:
surga atau neraka;
Bukan dari Adam, Hawa,
taman Surgawi atau Firdaus;
Tempatku tidak bertempat,
jejakku tidak berjejak.
Baik raga maupun jiwaku: semuanya
adalah kehidupan Kekasihku ...

Empat Laki-laki Dan Penerjemah

Empat Laki-laki Dan Penerjemah
Jalaluddin Rumi~

Empat orang diberi sekeping uang.
Pertama adalah orang Persia, ia berkata, "Aku akan membeli anggur."
Kedua adalah orang Arab, ia berkata, "Tidak, karena aku ingin inab."
Ketiga adalah orang Turki, ia berkata, "Aku tidak ingin inab, aku ingin uzum."
Keempat adalah orang Yunani, ia berkata, "Aku ingin stafil."
Karena mereka tidak tahu arti nama-nama tersebut, mereka mulai bertengkar.
Mereka memang sudah mendapat informasi, tetapi tanpa pengetahuan.
Orang bijak yang memperhatikan mereka berkata,
"Aku tidak dapat memenuhi semua keinginan kalian,
hanya dengan sekeping uang yang sama.
Jika kalian jujur percayalah kepadaku, sekeping uang kalian akan menjadi empat;
dan keempatnya akan menjadi satu."
Mereka pun tahu bahwa sebenarnya keempatnya dalam bahasa masing-masing, menginginkan benda yang sama, buah anggur.

Seberapa Jauh Engkau Datang!

Seberapa Jauh Engkau Datang!
~Jalaluddin Rumi~

Sesungguhnya, engkau adalah tanah liat.
Dari bentukan mineral, kau menjadi sayur-sayuran.
Dari sayuran, kau menjadi binatang, dan dari binatang ke manusia.
Selama periode ini, manusia tidak tahu ke mana ia telah pergi,
tetapi ia telah ditentukan menempuh perjalanan panjang.
Dan engkau harus pergi melintasi ratusan dunia yang berbeda.