Jumat, 05 November 2010

Puisi Seadanya Mengenai Kepala

Puisi Seadanya Mengenai Kepala
Oleh : Emha Ainun Najib

Puisi ini ditulis oleh penyairnya dengan bahasa yang diusahakan sangat seadanya, yang kira-kira bisa dipahami oleh setiap anak yang baru mengenal sejumlah kata-kata, sebab penyair itu merasa begitu ketakutan bahwa kematiannya akan menjadi sempurna jika ternyata tak seorangpun memahami kata-katanya.

Sajak Garuda

Sajak Garuda
Oleh : Emha Ainun Najib


SELALU TERDENGAR OLEHKU SUARA,
DARI PARUH GARUDA ITU :

kalau kau hisap darah rakyatku,
akan kutagih darah itu

Rumah Cor Api

Rumah Cor Api 
Oleh : Emha Ainun Najib

demi keadilan
hukum disingkirkan
demi kebenaran
pengabulan ganti rugi dibatalkan
demi ketenteraman
air ludah harus kembali ditelan

Gadis Dan Sungai

Gadis Dan Sungai
Oleh : Emha Ainun Najib

lihatlah gadis itu, yang berjalan sendiri di pinggir sungai
lihatlah rambutnya yang panjang dan gaunnya yang kuning
bernyanyi bersama angin
cerah matanya seperti matahari, seperti pohon-pohon trembesi
wahai cobalah tebak kemana langkahnya pergi

Doa Pesakitan

Doa Pesakitan
Oleh : Emha Ainun Najib

GUSTI,
seperti kapan saja
kami para hamba
tak berada di mana-mana
melainkan di hadapan Mu jua
ini sangat sederhana
tetapi kami sering lupa
sebab mengalahkan musuh-musuh Mu
yang kecil saja, kami tak kuasa

Abracadabra, Kita Sembunyi


Abracadabra, Kita Sembunyi
Oleh : Emha Ainun Najib

abracadabra kita tiarap
karena tak ada janji peluru itu
tidak untuk ditembakkan ke jidat kita
abracadabra kita sembunyi
karena kata merdeka masih belum selesai diperdebatkan
abracadabra kita masuk liang-liang gelap
karena tak ada siapa-siapa yang menjamin apa-apa
abracadabra kita cuma bisa mabuk
sehingga kita tidak tahu bahwa kita mabuk
abracadabra kita semakin mabuk
karena setiap ingatan terlalu menusuk

Kamis, 04 November 2010

Tahajjud Cintaku

Tahajjud Cintaku
Oleh : Emha Ainun Najib





Mahaanggun Tuhan yang menciptakan hanya kebaikan
Mahaagung ia yang mustahil menganugerahkan keburukan

Apakah yang menyelubungi kehidupan ini selain cahaya
Kegelapan hanyalah ketika taburan cahaya takditerima

Kecuali kesucian tidaklah Tuhan berikan kepada kita
Kotoran adalah kesucian yang hakikatnya tak dipelihara

Katakan kepadaku adakah neraka itu kufur dan durhaka
Sedang bagi keadilan hukum ia menyediakan dirinya

Ke mana pun memandang yang tampak ialah kebenaran
Kebatilan hanyalah kebenaran yang tak diberi ruang


Mahaanggun Tuhan yang menciptakan hanya kebaikan
Suapi ia makanan agar tak lapar dan berwajah keburukan

Tuhan kekasihku tak mengajari apa pun kecuali cinta
Kebencian tak ada kecuali cinta kau lukai hatinya

1988

Seribu Masjid Satu Jumlahnya

Seribu Masjid Satu Jumlahnya
Oleh : Emha Ainun Najib


 Satu
 Masjid itu dua macamnya
 Satu ruh, lainnya badan
 Satu di atas tanah berdiri
 Lainnya bersemayam di hati
 Tak boleh hilang salah satunyaa
 Kalau ruh ditindas, masjid hanya batu
 Kalau badan tak didirikan, masjid hanya hantu
 Masing-masing kepada Tuhan tak bisa bertamu
 Dua
 Masjid selalu dua macamnya
 Satu terbuat dari bata dan logam
 Lainnya tak terperi
 Karena sejati
 Tiga
 Masjid batu bata
 Berdiri di mana-mana
 Masjid sejati tak menentu tempat tinggalnya
 Timbul tenggelam antara ada dan tiada
 Mungkin di hati kita
 Di dalam jiwa, di pusat sukma
 Membisikkannama Allah ta'ala
 Kita diajari mengenali-Nya
 Di dalam masjid batu bata
 Kita melangkah, kemudian bersujud
 Perlahan-lahan memasuki masjid sunyi jiwa
 Beriktikaf, di jagat tanpa bentuk tanpa warna
 Empat
 Sangat mahal biaya masjid badan
 Padahal temboknya berlumut karena hujan
 Adapun masjid ruh kita beli dengan ketakjuban
  Tak bisa lapuk karena asma-Nya kita zikirkan
 Masjid badan gmpang binasa
 Matahari mengelupas warnanya
 Ketika datang badai, beterbangan gentingnya
 Oleh gempa ambruk dindingnya
 Masjid ruh mengabadi
 Pisau tak sanggup menikamnya
 Senapan tak bisa membidiknya
 Politik tak mampu memenjarakannya
 Lima
 Masjid ruh kita baw ke mana-mana
 Ke sekolah, kantor, pasar dan tamasya
 Kita bawa naik sepeda, berjejal di bis kota
 Tanpa seorang pun sanggup mencopetnya
 Sebab tangan pencuri amatlah pendeknya
 Sedang masjid ruh di dada adalah cakrawala
 Cengkeraman tangan para penguasa betapa kerdilnya
 Sebab majid ruh adalah semesta raya
 Jika kita berumah di masjid ruh
 Tak kuasa para musuh melihat kita
 Jika kita terjun memasuki genggaman-Nya
 Mereka menembak hanya bayangan kita
 Enam
 Masjid itu dua macamnya
 Masjid badan berdiri kaku
 Tak bisa digenggam
 Tak mungkin kita bawa masuk kuburan
 Adapun justru masjid ruh yang mengangkat kita
 Melampaui ujung waktu nun di sana
 Terbang melintasi seribu alam seribu semesta
 Hinggap di keharibaan cinta-Nya
 Tujuh
 Masjid itu dua macamnya
 Orang yang hanya punya masjid pertama
 Segera mati sebelum membusuk dagingnya
 Karena kiblatnya hanya batu berhala
 Tetapi mereka yang sombong dengan masjid kedua
 Berkeliaran sebagai ruh gentayangan
 Tidak memiliki tanah pijakan
 Sehingga kakinya gagal berjalan
 Maka hanya bagi orang yang waspada
 Dua masjid menjadi satu jumlahnya
 Syariat dan hakikat
 Menyatu dalam tarikat ke makrifat
 Delapan
 Bahkan seribu masjid, sjuta masjid
 Niscaya hanya satu belaka jumlahnya
 Sebab tujuh samudera gerakan sejarah
 Bergetar dalam satu ukhuwah islamiyah
 Sesekali kita pertengkarkan soal bid'ah
 Atau jumlah rakaat sebuah shalat sunnah
 Itu sekedar pertengkaran suami istri
 Untuk memperoleh kemesraan kembali
 Para pemimpin saling bercuriga
 Kelompok satu mengafirkan lainnya
 Itu namanya belajar mendewasakan khilafah
 Sambil menggali penemuan model imamah
 Sembilan
 Seribu masjid dibangun
 Seribu lainnya didirikan
 Pesan Allah dijunjung di ubun-ubun
 Tagihan masa depan kita cicilkan
 Seribu orang mendirikan satu masjid badan
 Ketika peradaban menyerah kepada kebuntuan
 Hadir engkau semua menyodorkan kawruh
 Seribu masjid tumbuh dalam sejarah
 Bergetar menyatu sejumlah Allah
 Digenggamnya dunia tidak dengan kekuasaan
 Melainkan dengan hikmah kepemimpinan
 Allah itu mustahil kalah
 Sebab kehidupan senantiasa lapar nubuwwah
 Kepada berjuta Abu Jahl yang menghadang langkah
 Muadzin kita selalu mengumandangkan Hayya 'Alal Falah!
 
 
1987
 

Sepenggal Puisi Cak Nun

Sepenggal Puisi Cak Nun   
Oleh : Emha Ainun Najib



     sayang sayang kita tak tau kemana pergi
     tak sanggup kita dengarkan suara yang sejati
     langkah kita mengabdi pada kepentingan nafsu sendiri
     yang bisa kita pandang hanya kepentingan sendiri
     loyang disangka emas emasnya di buang buang
     kita makin buta yang mana utara yang mana selatan
     yang kecil dibesarkan yang besar di remehkan
     yang penting disepelekan yang sepele diutamakan
     Allah Allah betapa busuk hidup kami
     dan masih akan membusuk lagi
     betapa gelap hari di depan kami
     mohon ayomilah kami yang kecil ini

Memecah Mengutuhkan

Memecah Mengutuhkan
Oleh : Emha Ainun Najib
   

 Kerja dan fungsi memecah manusia
 Sujud sembahyang mengutuhkannya
 Ego dan nafsu menumpas kehidupan
 Oleh cinta nyawa dikembalikan
 Lengan tanganmu tanggal sebelah
 Karena siang hari politik yang gerah
 Deru mesin ekonomi membekukan tubuhmu
 Cambuk impian membuat jiwamu jadi hantu
 Suami dan istri tak saling mengabdi
 Tak mengalahkan atau memenangi
 Keduanya adalah sahabat bergandengan tangan
 Bersama-sama mengarungi jejeak Tuhan
 Kalau berpcu mempersaingkan hari esok
 Jangan lupakan cinta di kandungan cakrawala
 Kalau cemas karena diiming-imingi tetangga
 Berkacalah pada sunyi di gua garba rahasia
 
   1987
 

Kudekap Kusayang-sayang

Kudekap Kusayang-sayang 
Oleh : Emha Ainun Naijb

Kepadamu kekasih kupersembahkan segala api keperihan
di dadaku ini demi cintaku kepada semua manusia
Kupersembahkan kepadamu sirnanya seluruh kepentingan
diri dalam hidup demi mempertahankan kemesraan rahasia,
yang teramat menyakitkan ini, denganmu
Terima kasih engkau telah pilihkan bagiku rumah
persemayaman dalam jiwa remuk redam hamba-hambamu
Kudekap mereka, kupanggul, kusayang-sayang, dan ketika
mereka tancapkan pisau ke dadaku, mengucur darah dari
mereka sendiri, sehingga bersegera aku mengusapnya,
kusumpal, kubalut dengan sobekan-sobekan bajuku
Kemudian kudekap ia, kupanggul, kusayang-sayang,
kupeluk,
kugendong-gendong, sampai kemudian mereka tancapkan
lagi pisau ke punggungku, sehingga mengucur lagi darah
batinnya, sehingga aku bersegera mengusapnya,
kusumpal,
kubalut dengan sobekan-sobekan bajuku, kudekap,
kusayang-sayang.
 
1994
(Dari Kumpulan sajak Abracadabra Kita Ngumpet,
Yayasan Bentang Budaya Yogyakarta, 1994, halaman 7)
Republika, 24 Januari 1999

Kita Masuki Pasar Riba

Kita Masuki Pasar Riba
Oleh : Emha Ainun Najib
   

 Kita pasar r iba
 Medan perang keserakahan
 Seperti  ikan dalam air tenggelam
 Tak bisa ambil jarak
 Tak tahu langit
 Ke kiri dosa ke kanan dusta
 Bernapas air
 Makan minum air
 Darah riba mengalir
 Kita masuki pasar riba
 Menjual diri dan Tuhan
 Untuk membeli hidup yang picisan
 Telanjur jadi uang recehan
 Dari putaran riba politik dan ekonomi
   Sistem yang membunuh sebelum mati
   Siapakah kita ?
   Wajah  tak menentu jenisnya
   Tiap saat berganti nama
   Tegantung kepentingannya apa
   Tergantung rugi atu laba
   Kita pilih kepada siapa tertawa
 
       1987

Ketika Engkau Bersembahyang

Ketika Engkau Bersembahyang
Oleh : Emha Ainun Najib




 Ketika engkau bersembahyang
 Oleh takbirmu pintu langit terkuakkan
 Partikel udara dan ruang hampa bergetar
 Bersama-sama mengucapkan allahu akbar
 Bacaan Al-Fatihah dan surah
 Membuat kegelapan terbuka matanya
 Setiap doa dan pernyataan pasrah
 Membentangkan jembatan cahaya
 Tegak tubuh alifmu mengakar ke pusat bumi
 Ruku' lam badanmu memandangi asal-usul diri
 Kemudian mim sujudmu menangis
 Di dalam cinta Allah hati gerimis
 Sujud adalah satu-satunya hakekat hidup
 Karena perjalanan hanya untuk tua dan redup
 Ilmu dan peradaban takkan sampai
 Kepada asal mula setiap jiwa kembali
 Maka sembahyang adalah kehidupan ini sendiri
 Pergi sejauh-jauhnya agar sampai kembali
 Badan di peras jiwa dipompa tak terkira-kira
 Kalau diri pecah terbelah, sujud mengutuhkannya
 Sembahyang di atas sajadah cahaya
 Melangkah perlahan-lahan ke rumah rahasia
 Rumah yang tak ada ruang tak ada waktunya
 Yang tak bisa dikisahkan kepada siapapun
 Oleh-olehmu dari sembahyang adalah sinar wajah
 Pancaran yang tak terumuskan oleh ilmu fisika
 Hatimu sabar mulia, kaki seteguh batu karang
 Dadamu mencakrawala, seluas 'arasy sembilan puluh sembilan
 
 
1987

Ikrar

Ikrar    
Oleh : Emha Ainun Najib

 
Di dalam sinar-Mu
Segala soal dan wajah dunia
Tak menyebabkan apa-apa
Aku sendirilah yang menggerakkan laku
Atas nama-Mu Kuambil siakp, total dan tuntas
maka getaranku
Adalah getaran-Mu
lenyap segala dimensi
baik dan buruk, kuat dan lemah
Keutuhan yang ada
Terpelihara dalam pasrah dan setia
Menangis dalam tertawa
Bersedih dalam gembira
Atau sebaliknya
tak ada kekaguman, kebanggaan, segala belenggu
Mulus dalam nilai satu
Kesadaran yang lebih tinggi
Mengatasi pikiran dan emosi
menetaplah, berbahagialah
Demi para tetangga
tetapi di dalam kamu kosong
Ialah wujud yang tak terucapkan, tak tertuliskan
Kugenggam kamu
Kau genggam aku
Jangan sentuh apapun
Yang menyebabkan noda
Untuk tidak melepaskan, menggenggam lainnya
Berangkat ulang jengkal pertama
 
 
Antologi Puisi XIV Penyair Yogya, MALIOBORO,
1997

Doa Sehelai Daun Kering

Doa Sehelai Daun Kering
Oleh : Emha Ainun Najib



Janganku suaraku, ya 'Aziz

Sedangkan firmanMupun diabaikan

Jangankan ucapanku, ya Qawiy

Sedangkan ayatMupun disepelekan

Jangankan cintaku, ya Dzul Quwwah

Sedangkan kasih sayangMupun dibuang

Jangankan sapaanku, ya Matin

Sedangkan solusi tawaranMupun diremehkan

Betapa naifnya harapanku untuk diterima oleh mereka

Sedangkan jasa penciptaanMupun dihapus

Betapa lucunya dambaanku untuk didengarkan oleh mereka

Sedangkan kitabMu diingkari oleh seribu peradaban

Betapa tidak wajar aku merasa berhak untuk mereka hormati

Sedangkan rahman rahimMu diingat hanya sangat sesekali

Betapa tak masuk akal keinginanku untuk tak mereka sakiti

Sedangkan kekasihMu Muhammad dilempar batu

Sedangkan IbrahimMu dibakar

Sedangkan YunusMu dicampakkan ke laut

Sedangkan NuhMu dibiarkan kesepian

Akan tetapi wahai Qadir Muqtadir



Wahai Jabbar Mutakabbir

Engkau Maha Agung dan aku kerdil

Engkau Maha Dahsyat dan aku picisan

Engkau Maha Kuat dan aku lemah

Engkau Maha Kaya dan aku papa

Engkau Maha Suci dan aku kumuh

Engkau Maha Tinggi dan aku rendah serendah-rendahnya

Akan tetapi wahai Qahir wahai Qahhar

Rasul kekasihMu maíshum dan aku bergelimang hawaí

Nabi utusanmu terpelihara sedangkan aku terjerembab-jerembab

Wahai Mannan wahai Karim

Wahai Fattah wahai Halim

Aku setitik debu namun bersujud kepadaMu

Aku sehelai daun kering namun bertasbih kepadaMu

Aku budak yang kesepian namun yakin pada kasih sayang dan pembelaanMu



Emha Ainun Nadjib Jakarta 11 Pebruari 1999

Ditanyakan Kepadanya

Ditanyakan Kepadanya
Oleh : Emha Ainun Najib



 Ditanyakan kepadanya siapakah pencuri
 Jawabnya: ialah pisang yang berbuah mangga
 Tak demikian Allah menata
 Maka berdusta ia
 Ditanyakan kepadanya siapakah penumpuk harta
 Jawabnya: ialah matahari yang tak bercahaya
 Tak demikian sunnatullah  berkata
 Maka cerdusta ia
 Ditanyakan kepadanya siapakah pemalas
 Jawabnya: bumi yang memperlambat waktu edarnya
 Menjadi kacaulah sistem alam semesta
 Maka berdusta ia
 Ditanyakan kepadanya sapakah penindas
 Jawabnya: ialah gunung berapi masuk kota
 Dilanggarnya tradisi alam dan manusia
 Maka berdusta ia
 Ditanyakan kepadanya siapa pemanja kebebasan
 Ialah burung terbang tinggi menuju matahari
 Burung Allah tak sedia bunuh diri
 Maka berdusta ia
 Ditanyakn kepadanya siapa orang lalai
 Ialah siang yang tak bergilir ke malam hari
 Sedangkan Allah sedemikian rupa mengelola
 Maka berdusta ia
 Ditanyakan kepadanya siapa orang ingkar
 Ialah air yang mengalir ke angkasa
 Padahal telah ditetapkan hukum alam benda
 Maka berdusta ia
 Kemudian siapakah penguasa yang tak memimpin
 Ialah benalu raksasa yang memenuhi ladang
 Orang wajib menebangnya
 Agar tak berdusta ia
 Kemudian siapakah orang lemah perjuangan
 Ialah api yang tak membakar keringnya dedaunan
 Orang harus menggertak jiwanya
 Agar tak berdusta ia
 Kemudian siapakah pedagang penyihir
 Ialah kijang kencana berlari di atas air
 Orang harus meninggalkannya
 Agar tak berdusta ia
 Adapun siapakah budak kepentingan pribadi
 Ialah babi yang meminum air kencingnya sendiri
 Orang harus melemparkan batu ke tengkuknya
 Agar tak berdusta ia
 Dan akhirnya siapakah orang tak paham cinta
 Ialah burung yang tertidur di kubangan kerbau
 Nyanyikan puisi di telinganya
 Agar tak berdusta ia
 
         1988

Dari Bentangan Langit

Dari Bentangan Langit  
Oleh : Emha Ainun Najib

   
Dari bentangan langit yang semu
Ia, kemarau itu, datang kepadamu
Tumbuh perlahan. Berhembus amat panjang
Menyapu lautan. Mengekal tanah berbongkahan
menyapu hutan !
Mengekal tanah berbongkahan !
datang kepadamu, Ia, kemarau itu
dari Tuhan, yang senantia diam
dari tangan-Nya. Dari Tangan yang dingin dan tak menyapa
yang senyap. Yang tak menoleh barang sekejap.
 
Antologi Puisi XIV Penyair Yogya, MALIOBORO,
1997

Begitu Engkau Bersujud

Begitu Engkau Bersujud
Oleh : Emha Ainun Najib

 
 Begitu engakau bersujud, terbangunlah ruang
  yang kau tempati itu menjadi sebuah masjid
 Setiap kali engkau bersujud, setiap kali
  pula telah engkau dirikan masjid
 Wahai, betapa menakjubkan, berapa ribu masjid
  telah kau bengun selama hidupmu?
 Tak terbilang jumlahnya, menara masjidmu
  meninggi, menembus langit, memasuki
  alam makrifat
 Setiap gedung, rumah, bilik atau tanah, seketika
  bernama masjid, begitu engkau tempati untuk bersujud
 Setiap lembar rupiah yang kau sodorkan kepada
  ridha Tuhan, menjelma jadi sajadah kemuliaan
 Setiap butir beras yang kau tanak dan kau tuangkan
  ke piring ke-ilahi-an, menjadi se-rakaat sembahyang
 Dan setiap tetes air yang kau taburkan untuk
  cinta kasih ke-Tuhan-an, lahir menjadi kumandang suara
  adzan
 Kalau engkau bawa badanmu bersujud, engkaulah masjid
 Kalau engkau bawa matamu memandang yang dipandang
  Allah, engkaulah kiblat
 Kalau engkau pandang telingamu mendengar yang
  didengar Allah, engkaulah tilawah suci
 Dan kalau derakkan hatimu mencintai yang dicintai
  Allah, engkaulah ayatullah
 Ilmu pengetahuan bersujud, pekerjaanmu bersujud,
  karirmu bersujud, rumah tanggamu bersujud, sepi
  dan ramaimu bersujud, duka deritamu bersujud
  menjadilah engkau masjid
 
 
 
          1987
 
 

Antara Tiga Kota

Antara Tiga Kota
Oleh : Emha Ainun Najib

 
  
di yogya aku lelap tertidur
angin di sisiku mendengkur
seluruh kota pun bagai dalam kubur
pohon-pohon semua mengantuk
di sini kamu harus belajar berlatih
tetap hidup sambil mengantuk kemanakah harus kuhadapkan muka
agar seimbang antara tidur dan jaga ?
Jakrta menghardik nasibku
melecut menghantam pundakku
tiada ruang bagi diamku
matahari memelototiku
bising suaranya mencampakkanku
jatuh bergelut debu
kemanakah harus juhadapkan muka
agar seimbang antara tidur dan jaga
surabaya seperti ditengahnya
tak tidur seperti kerbau tua
tak juga membelalakkan mata
tetapi di sana ada kasihku
yang hilang kembangnya
jika aku mendekatinya
kemanakah haru kuhadapkan muka
agar seimbang antara tidur dan jaga ?
 
 
Antologi Puisi XIV Penyair Yogya, MALIOBORO,
1997

Selasa, 26 Oktober 2010

Yang Terampas dan Yang Putus

Yang Terampas dan Yang Putus
~Chairil Anwar~

Kelam dan angin lalu mempesiang diriku,
menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin,
malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu

Di Karet, di Karet (daerahku y.a.d) sampai juga deru dingin

Aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau datang
dan aku bisa lagi lepaskan kisah baru padamu;
tapi kini hanya tangan yang bergerak lantang

Tubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa berlalu beku

1949

Tjerita Buat Dien Tamaela

Tjerita Buat Dien Tamaela
~Chairil Anwar~

Beta Pattiradjawane
jang didjaga datu datu
Tjuma satu

Beta Pattiradjawane
kikisan laut
berdarah laut

beta pattiradjawane
ketika lahir dibawakan
datu dajung sampan

beta pattiradjawane pendjaga hutan pala
beta api dipantai,siapa mendekat
tiga kali menjebut beta punja nama

dalam sunyi malam ganggang menari
menurut beta punya tifa
pohon pala, badan perawan djadi
hidup sampai pagi tiba

mari menari !
mari beria !
mari berlupa !

awas ! djangan bikin bea marah
beta bikin pala mati, gadis kaku
beta kirim datu-datu !

beta ada dimalam, ada disiang
irama ganggang dan api membakar pulau .......

beta pattiradjawane
jang didjaga datu-datu
tjuma satu

Aku berkaca

Aku berkaca
~Chairil Anwar~

Ini muka penuh luka
Siapa punya ?

Kudengar seru menderu
dalam hatiku
Apa hanya angin lalu ?

Lagu lain pula
Menggelepar tengah malam buta

Ah.......!!

Segala menebal, segala mengental
Segala tak kukenal .............!!
Selamat tinggal ................!!



    Dari: Deru Campur Debu

Rumahku

Rumahku
~Chairil Anwar~

Rumahku dari unggun-unggun sajak
Kaca jernih dari segala nampak

Kulari dari gedung lebar halaman
Aku tersesat tak dapat jalan

Kemah kudirikan ketika senjakala
Dipagi terbang entah kemana

Rumahku dari unggun-unggun sajak
Disini aku berbini dan beranak

Rasanya lama lagi, tapi datangnya datang
Aku tidak lagi meraih petang
Biar berleleran kata manis madu
jika menagih yang satu

April 1943

Persetujuan Dengan Bung Karno

Persetujuan Dengan Bung Karno
~Chairil Anwar~

Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengan bicaramu
dipanggang diatas apimu, digarami lautmu
Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku sekarang api aku sekarang laut

Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh

1948

Nisan

Nisan
~Chairil Anwar~

Bukan kematian benar menusuk kalbu
Keridhaanmu menerima segala tiba
Tak kutahu setinggi itu di atas debu
Dan duka maha tuan tak bertahta.

Mirat Muda, Chairil Muda

Mirat Muda, Chairil Muda
~Chairil Anwar~

Dialah, Miratlah, ketika mereka rebah,
menatap lama ke dalam pandangnya
coba memisah mata yang menantang
yang satu tajam dan jujur yang sebelah.

Ketawa diadukannya giginya pada mulut Chairil;
dan bertanya: Adakah, adakah
kau selalu mesra dan aku bagimu indah?
Mirat raba urut Chairil, raba dada
Dan tahulah dia kini, bisa katakan
dan tunjukkan dengan pasti di mana
menghidup jiwa, menghembus nyawa
Liang jiwa-nyawa saling berganti.
Dia rapatkan

Dirinya pada Chairil makin sehati;
hilang secepuh segan, hilang secepuh cemas
Hiduplah Mirat dan Chairil dengan dera,
menuntut tinggi tidak setapak berjarak
dengan mati

-di pegunungan 1943, ditulis 1949

Maju

Maju
~Chairil Anwar~

Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.

Sekali berarti
Sudah itu mati.

MAJU

Bagimu Negeri
Menyediakan api.

Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai

Maju
Serbu
Serang
Terjang

Februari 1943

Dengan Mirat

Dengan Mirat
~Chairil Anwar~

Kamar ini jadi sarang penghabisan
di malam yang hilang batas

Aku dan engkau hanya menjengkau
rakit hitam

'Kan terdamparkah
atau terserah
pada putaran hitam?

Matamu ungu membatu

Masih berdekapankah kami atau
mengikut juga bayangan itu

1946

Aku Berada Kembali

Aku Berada Kembali
~Chairil Anwar~


Aku berada kembali. Banyak yang asing:
air mengalir tukar warna,kapal kapal,
elang-elang
serta mega yang tersandar pada khatulistiwa lain;

rasa laut telah berubah dan kupunya wajah
juga disinari matari lain.

Hanya
Kelengangan tinggal tetap saja.
Lebih lengang aku di kelok-kelok jalan;
lebih lengang pula ketika berada antara
yang mengharap dan yang melepas.

Telinga kiri masih terpaling
ditarik gelisah yang sebentar-sebentar
seterang
guruh

1949

Rabu, 01 September 2010

Karena Cinta

Karena Cinta
~Jalaluddin Rumi~

Karena cinta duri menjadi mawar
Karena cinta cuka menjelma anggur segar
Karena cinta keuntungan menjadi mahkota penawar
Karena cinta kemalangan menjelma keberuntungan
Karena cinta rumah penjara tampak bagaikan kedai mawar
Karena cinta tumpukan debu kelihatan seperti taman
Karena cinta api yang berkobar-kobar
jadi cahaya yang menyenangkan
Karena cinta syaitan berubah menjadi bidadari
Karena cinta batu yang keras
menjadi lembut bagaikan mentega
Karena cinta duka menjadi riang gembira
Karena cinta hantu berubah menjadi malaikat
Karena cinta singa tak menakutkan seperti tikus
Karena cinta sakit jadi sehat
Karena cinta amarah berubah
menjadi keramah-ramahan

Pengawas Dan Pemabuk

Pengawas Dan Pemabuk
~Jalaluddin Rumi~

Kata pemabuk
hai pengawas
tinggalkan daku
pergi jauh
siapa kan bias
merebut gadaian
dari si dia tak berpakaian

Kiranya aku kuat
pasti kutuju rumahku
bagaimana ini
terjadi?

Andainya kupunya
akal dan wujud mungkin
aku di bangku
laksana syeikh.

Puisi Bak Awan Hitam

Puisi Bak Awan Hitam
~Jalaluddin Rumi~

Apalah puisi
perlu kubanggakan
kupunya seni
lain dari seni penyair

Puisi bak awan hitam
aku laksana bulan
tersembunyi belakang selubungnya
usah kaupanggil
awan nan hitam
bulan bersinar di angkasa

Kebenaran

Kebenaran
~Jalaluddin Rumi~

Nabi bersabda bahwa Kebenaran telah dinyatakan:
"Aku tidak tersembunyi, tinggi atau rendah
Tidak di bumi, langit atau singgasana.
Ini kepastian, wahai kekasih:
Aku tersembunyi di kaibu orang yang beriman.
Jika kau mencari aku, carilah di kalbu-kalbu ini."

Dia Tidak Ditempat Lain

Dia Tidak Ditempat Lain
~Jalaluddin Rumi~

Salib dan ummat Kristen, ujung ke ujung, sudah kuuji.
Dia tidak di Salib.
Aku pergi ke kuil Hindu, ke pagoda kuno.
Tidak ada tanda apa pun di dalamnya.
Menuju ke pegunungan Herat aku melangkah,
dan ke Kandahar Aku memandang.
Dia tidak di dataran tinggi
maupun dataran rendah. Dengan tegas,
aku pergi ke puncak gunung Kaf (yang menakjubkan).
Di sana cuma ada tempat tinggal
(legenda) burung Anqa.
Aku pergi ke Ka'bah di Mekkah.
Dia tidak ada di sana.
Aku menanyakannya kepada Avicenna (lbnu Sina) sang filosuf
Dia ada di luar jangkauan Avicenna ...
Aku melihat ke dalam hatiku sendiri.
Di situlah, tempatnya, aku melihat dirinya.
Dia tidak di tempat lain.

Kesadaran

Kesadaran
~Jalaluddin Rumi~

Manusia mungkin berada dalam keadaan gembira, dan manusia lainnya berusaha untuk menyadarkan. Itu memang usaha yang baik. Namun keadaan ini mungkin buruk baginya, dan kesadaran mungkin baik baginya. Membangunkan orang yang tidur, baik atau buruk tergantung siapa yang melakukannya. Jika si pembangun adalah orang yang memiliki pencapaian tinggi, maka akan meningkatkan keadaan orang lain. Jika tidak, maka akan memburukkan kesadaran orang lain.

Manfaat Pengalaman

Manfaat Pengalaman
~Jalaluddin Rumi~

Kebenaran yang agung ada pada kita
Panas dan dingin, duka cita dan penderitaan,
Ketakutan dan kelemahan dari kekayaan dan raga
Bersama, supaya kepingan kita yang paling dalam
Menjadi nyata.

Dimensi Lain

Dimensi Lain
Jalaluddin Rumi~

Dunia tersembunyi memiliki awan dan hujan,
tetapi dalam jenis yang berbeda.
Langit dan cahaya mataharinya, juga berbeda.
Ini tampak nyata,
hanya untuk orang yang berbudi halus
mereka yang tidak tertipu oleh kesempurnaan dunia yang semu.

Aku Adalah Kehidupan Kekasihku

Aku Adalah Kehidupan Kekasihku
Jalaluddin Rumi~

Apa yang dapat aku lakukan, wahai umat Muslim?
Aku tidak mengetahui diriku sendiri.
Aku bukan Kristen, bukan Yahudi,
bukan Majusi, bukan Islam.
Bukan dari Timur, maupun Barat.
Bukan dari darat, maupun laut.
Bukan dari Sumber Alam,
Bukan dari surga yang berputar,
Bukan dari bumi, air, udara, maupun api;
Bukan dari singgasana, penjara, eksistensi, maupun makhluk;
Bukan dari India, Cina, Bulgaria, Saqseen;
Bukan dari kerajaan Iraq, maupun Khurasan;
Bukan dari dunia kini atau akan datang:
surga atau neraka;
Bukan dari Adam, Hawa,
taman Surgawi atau Firdaus;
Tempatku tidak bertempat,
jejakku tidak berjejak.
Baik raga maupun jiwaku: semuanya
adalah kehidupan Kekasihku ...

Empat Laki-laki Dan Penerjemah

Empat Laki-laki Dan Penerjemah
Jalaluddin Rumi~

Empat orang diberi sekeping uang.
Pertama adalah orang Persia, ia berkata, "Aku akan membeli anggur."
Kedua adalah orang Arab, ia berkata, "Tidak, karena aku ingin inab."
Ketiga adalah orang Turki, ia berkata, "Aku tidak ingin inab, aku ingin uzum."
Keempat adalah orang Yunani, ia berkata, "Aku ingin stafil."
Karena mereka tidak tahu arti nama-nama tersebut, mereka mulai bertengkar.
Mereka memang sudah mendapat informasi, tetapi tanpa pengetahuan.
Orang bijak yang memperhatikan mereka berkata,
"Aku tidak dapat memenuhi semua keinginan kalian,
hanya dengan sekeping uang yang sama.
Jika kalian jujur percayalah kepadaku, sekeping uang kalian akan menjadi empat;
dan keempatnya akan menjadi satu."
Mereka pun tahu bahwa sebenarnya keempatnya dalam bahasa masing-masing, menginginkan benda yang sama, buah anggur.

Seberapa Jauh Engkau Datang!

Seberapa Jauh Engkau Datang!
~Jalaluddin Rumi~

Sesungguhnya, engkau adalah tanah liat.
Dari bentukan mineral, kau menjadi sayur-sayuran.
Dari sayuran, kau menjadi binatang, dan dari binatang ke manusia.
Selama periode ini, manusia tidak tahu ke mana ia telah pergi,
tetapi ia telah ditentukan menempuh perjalanan panjang.
Dan engkau harus pergi melintasi ratusan dunia yang berbeda.

Jumat, 27 Agustus 2010

Kembali pada Tuhan

Kembali pada Tuhan
~Jalaluddin Rumi~

Jika engkau belum mempunyai ilmu, hanyalah prasangka,
maka milikilah prasangka yang baik tentang Tuhan.Begitulah caranya!
Jika engkau hanya mampu merangkak,
maka merangkaklah kepadaNya!Jika engkau belum mampu berdoa dengan khusyuk,
maka tetaplah persembahkan doamu
yang kering, munafik dan tanpa keyakinan;
kerana Tuhan, dengan rahmatNya
akan tetap menerima mata wang palsumu!Jika engkau masih mempunyai
seratus keraguan mengenai Tuhan,
maka kurangilah menjadi sembilan puluh sembilan saja.Begitulah caranya!Wahai pejalan!
Biarpun telah seratus kali engkau ingkar janji,
ayuhlah datang, dan datanglah lagi!Kerana Tuhan telah berfirman:
“Ketika engkau melambung ke angkasa
ataupun terpuruk ke dalam jurang,
ingatlah kepadaKu, kerana Akulah jalan itu.”

‘Mati’ Sebelum Engkau Mati

Mati’ Sebelum Engkau Mati
~Jalaluddin Rumi~

Kau sudah banyak menderita
Tetapi kau masih terbalut tirai’
Karena kematian adalah pokok segala
Dan kau belum memenuhinya

Tindakan dan Kata-kata

Tindakan dan Kata-kata
Jalaluddin Rumi~
 
Aku memberi orang-orang
apa yang mereka inginkan.
Aku membawakan sajak kerana mereka
menyukainya sebagai hiburan.
Di negaraku, orang tidak menyukai puisi.
Sudah lama aku mencari orang yang
menginginkan tindakan, tetapi
mereka semua ingin kata-kata.
Aku siap menunjukkan tindakan pada kalian;
tetapi tidak seorang pun akan menyikapinya.
Maka aku hadirkan padamu — kata-kata.
Ketidakpedulian yang bodoh
akhirnya membahayakan,
Bagaimanapun hatinya satu denganmu.

Menyatu dalam Cinta

Menyatu dalam Cinta
~Jalaluddin Rumi~

Berpisah dari Layla, Majnun jatuh sakit. Badan semakin lemah, sementara suhu badan semakin tinggi.Para tabib menyarankan bedah, “Sebagian darah dia harus dikeluarkan, sehinggu suhu badan menurun.”Majnun menolak, “Jangan, jangan melakukan bedah terhadap saya.”Para tabib pun bingung, “Kamu takut? padahal selama ini kamu masuk-keluar hutan seorang diri. Tidak takut menjadi mangsa macan, tuyul atau binatang buas lainnya. Lalu kenapa takut sama pisau bedah?”“Tidak, bukan pisau bedah itu yang kutakuti,” jawab Majnun.“Lalu, apa yang kau takuti?”“Jangan-jangan pisau bedah itu menyakiti Layla.”“Menyakiti Layla? Mana bisa? Yang dibedah badanmu.”“Justru itu. Layla berada di dalam setiap bagian tubuhku. Mereka yang berjiwa cerah tak akan melihat perbedaan antara aku dan Layla.”

Senin, 23 Agustus 2010

Kau Dan Aku

Kau Dan Aku
~Jalaluddin Rumi~ 
 
Nikmati waktu selagi kita duduk di punjung,
Kau dan Aku;
Dalam dua bentuk dan dua wajah — dengan satu jiwa,
Kau dan Aku.
Warna-warni taman dan nyanyian burung memberi obat keabadian
Seketika kita menuju ke kebun buah-buahan, Kau dan Aku.
Bintang-bintang Surga keluar memandang kita –
Kita akan menunjukkan Bulan pada mereka, Kau dan Aku.
Kau dan Aku, dengan tiada ‘Kau’ atau ‘Aku’,
akan menjadi satu melalui rasa kita;
Bahagia, aman dari omong-kosong, Kau dan Aku.
Burung nuri yang ceria dari surga akan iri pada kita –
Ketika kita akan tertawa sedemikian rupa; Kau dan Aku.
Ini aneh, bahwa Kau dan Aku, di sudut sini …
Keduanya dalam satu nafas di Iraq, dan di Khurasan –
Kau dan Aku.

Joha dan Kematian

Joha dan Kematian
~Jalaluddin Rumi~

Seorang anak laki-laki menangis dan berteriak di belakang jenazah ayahnya,
Dia berkata, “Ayah! Mereka membawamu ke tempat di mana tidak ada pelindung lantai. Di sana tidak ada cahaya, tidak ada makanan; tidak ada pintu maupun bantuan tetangga…”Joha, diperingatkan karena penjelasan tampaknya mencukupi, berteriak kepada ayahnya sendiri:“Orang tua yang dihormati oleh Allah, mereka diambil ke rumah kami!”

Kamis, 19 Agustus 2010

Akan Jadi Apa Diriku?

Akan Jadi Apa Diriku?
~Jalaluddin Rumi~

Aku terus dan terus tumbuh seperti rumput;
Aku telah alami tujuh ratus dan tujuh puluh bentuk.
Aku mati dari mineral dan menjadi sayur-sayuran;
Dan dari sayuran Aku mati dan menjadi binatang.
Aku mati dari kebinatangan menjadi manusia.
Maka mengapa takut hilang melalui kematian?
Kelak aku akan mati
Membawa sayap dan bulu seperti malaikat:
Kemudian melambung lebih tinggi dari malaikat –
Apa yang tidak dapat kau bayangkan.
Aku akan menjadi itu.

Burung Hantu dan Elang Raja

Burung Hantu dan Elang Raja
~Jalaluddin Rumi~


Seekor elang kerajaan hinggap di dinding reruntuhan yang dihuni burung hantu.
Burung-burung hantu menakutkannya, si elang berkata, “Bagi kalian tempat ini mungkin tampak makmur, tetapi tempatku ada di pergelangan tangan raja.” Beberapa burung hantu berteriak kepada temannya, “Jangan percaya kepadanya! Ia menggunakan tipu muslihat untuk mencuri rumah kita.”

Kerja

Kerja
~Jalaluddin Rumi~


Kerja bukan seperti yang difikirkan orang.
Bukan sekadar sesuatu yang
jika sedang berlangsung, kau
dapat melihatnya dari luar.
Seberapa lama kita, di Bumi-dunia,
seperti anak-anak
Memenuhi lintasan kita dengan debu dan batu dan serpihan-serpihan?
Mari kita tinggalkan dunia
dan terbang ke surga,
Mari kita tinggalkan keanak-anakan
dan menuju ke kelompok Manusia.

Manfaat Pengalaman

 Manfaat Pengalaman
 ~Jalaluddin Rumi~

Kebenaran yang agung ada pada kita
Panas dan dingin, duka cita dan penderitaan,
Ketakutan dan kelemahan dari kekayaan dan raga
Bersama, supaya kepingan kita yang paling dalam
Menjadi nyata.

Selasa, 13 Juli 2010

Sape Sono'

Sape Sono'
Simbol Keramahan Masyarakat Madura
(By : Agus Lempar)


Salah satu pertunjukan kebudayaan yang khas dan unik di Madura adalah adanya lotrengan atau sape sono'. Meski telah dibanjiri berbagai pertunjukan modern yang relatif lebih praktis dan menjanjikan kepuasan yang berlebih, lewat sape sono', masyarakat Madura membuktikan bahwa warisan kebudayaan nenek moyang lebih mempunyai nilai filosofi yang tinggi.

Senin, 28 Juni 2010

Sejarah Sumenep

Sejarah Sumenep
( By Agus Lempar )



Sejarah Sumenep jaman dahulu diperintah oleh seorang Raja. Ada 35 Raja yang telah memimpin kerajaan Sumenep. Dan, sekarang ini telah dipimpin oleh seorang Bupati. Ada 14 Bupati yang memerintah Kabupaten Sumenep. Mengingat sangat keringnya informasi/data yang otentik seperti prasati, pararaton, dan sebagainya mengenai Raja Sumenep maka tidak seluruh Raja-Raja tersebut kami ekspose satu persatu, kecuali hanya Raja-Raja yang menonjol saja popularitasnya.

Sejarah Pamekasan

Sejarah Pamekasan
( By Agus Lempar )


Kabupaten Pamekasan lahir dari proses sejarah yang cukup panjang. Nama Pamekasan sendiri baru dikenal pada sepertiga abad ke 16, ketika Ronggo Sukowati mulai memindahkan pusat pemerintahan dari kraton Labangan Daja ke kraton Mandilaras. Memang belum cukup bukti tertulis yang menyebutkan proses perpindahan pusat pemerintahan sehingga terjadi perubahan nama wilayah ini.

Rabu, 02 Juni 2010

Sejarah Bangkalan 3

Sejarah Bangkalan 3
(by : Agus Lempar)


Di masa pemerintahan Lemah Dhuwur inilah pusat pemerintahan Plakaran dipindahkan ke Arosbaya. Karena itu, dia mendapat julukan sebagai pendiri Kerajaan Arosbaya. Lemahlah Dhuwur yang mendirikan kraton dan msajid pertama di Arosabaya. Selama masa pemerintahan Panembahan Lemah Duwur, kerajaan Arosbaya telah meluaskan daerah kekuasaannya hingga ke seluruh Madura barat, termasuk Sampang dan Blega.

Sejarah Bangkalan 2

Sejarah Bangkalan 2
(by : Agus Lempar)


Karena jasa-jasa Tjakraningrat II itu, Belanda memberikan izin kepadanya untuk mendirikan militer yang disebut "Corps Barisan" dengan berbagai persenjataan resmi modern saat itu. Bisa dikatakan Bangkalan pada waktu itu merupakan gudang senjata, termasuk gudang bahan peledak. Namun perkembangan kerajaan di Bangkalan justru mengkhawatirkan Belanda setelah kerajaan itu semakin kuat, meskipun kekuatan itu merupakan hasil pemberian Belanda atas jasa-jasa Tjakraningrat II membantu memadamkan pemberontakan di beberapa daerah.

Sejarah Bangkalan 1

Sejarah Bangkalan 1
(by : Agus Lempar)

Bangkalan berasal dari kata bangkah dan la an yang artinya mati sudah. Istilah ini diambil dari cerita legenda tewasnya pemberontak sakti Ki Lesap yang tewas di Madura Barat. Menurut beberapa sumber, disebutkan bahwa Raja Majapahit yaitu Brawijaya ke V telah masuk Islam (data kekunoan di Makam Putri Cempa di Trowulan, Mojokerto). Namun demikian siapa sebenarnya yang dianggap Brawijaya ke V ini ?. Didalam buku Madura en Zijin Vorstenhuis dimuat antara lain Stamboon van het Geslacht Tjakradiningrat.

Kamis, 27 Mei 2010

Dibawah Harap dan Cemas


Dibawah Harap dan Cemas

 

 

Cinta, waktu dulu aku menantimu

dibawah harap dan cemas selalu
aku tidak bisa berkata-kata lagi
waktuku adalah kesendirianku
menjelmalah setiap helai nafasku
dan,
Apa yang kunanti tak kunjung berarti
tidak darapun hadir
tuk menghibur diri
dan aku masih saja
dibawah harap dan cemas selalu


22 November 2003
Antologi Puisi Andy Rusdiyanto
Senandung Nada Senja

Jumat, 21 Mei 2010

Jamu Madura

 Jamu Madura
 oleh: Jimhur Saros

Pulau Madura, selain terkenal dengan karapan sapi dan pedagang satenya juga dikenal sebagai "surganya" pria. Pulau yang masuk dalam wilayah Provinsi Jawa Timur ini memiliki resep tradisional yang sangat ampuh untuk urusan ranjang.

Kamis, 20 Mei 2010

Ungkapan

Ungkapan 
(kpd yang tercinta)

Ini malam, . .  .
Aku sendiri, tiada teman ‘tuk menghibur diri.
Di tepi pantai debur ombak pandang aku
siram, terpa angin malam  wajahku !
kan ku desah impian lewat dingin malam
tiada jawab ‘kan hati senang !.

Wisata Madura

Wisata di Bangkalan - Sampang - Pamekasan - Sumenep (Pulau Garam - Madura)

Pulau Madura adalah bagian dari provinsi Jawa Timur. Dipisahkan oleh selat Madura, pulau ini dapat dicapai dalam waktu 40 menit dari terminal ferry di Ujung. Sejak 10 Juni 2009, sudah terhubung sebuah jembatan yang megah dan dikenal dengan Jembatan Nasional Suramadu, diresmikan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.

Selasa, 18 Mei 2010

Akankah Madura Seperti China

Rahasia Dibalik Kemajuan China
Kompas, Selasa, 6 April 2010 | 02:49 WIB

Judul Buku : China Negara Raksasa Asia, Rahasia Sukses China Menguasai Dunia
Penulis       : A. Zainurrofiq
Penerbit     : Arruz Media Group, Yogayakarta
Cetakan     : Pertama, 2009
Tebal         : vi + 175 halaman.
Peresensi   : Eny Maidah*)

Siapa yang tidak tahu China, raksasa Asia kini menjelma menjadi raksasa dunia dengan berbagai kemajuan di setiap dimensi kehidupan, dari ekonomi, budaya, peradaban, olah raga sampai kepada ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena itu, apa sebenarnya yang menjadi rahasia dibalik kesuksesan China tersebut?. Bagaimanakah cara menciptakan peradaban yang begitu agung, megah dan maju pesat dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi.

Semadi

Relung kebisuan, kehampaan
Nestapa jiwa tlah kobarkan rasa
Dalam temaram dunia yang kini hilang


Senin, 17 Mei 2010

Tanggung Jawab


Kawan,
jangan terlarut dalam kegembiraan
jangan terlena akan sebuah angan
yang terlalu melambung tinggi
sedangkan kita tak mampu meraih


Rabu, 12 Mei 2010

Mabuk Bulan Nopember

Kaulah harimauku, Surabaya !
Meski aku hanya seekor kepodang yang hinggap di beluntas
pagarmu, taring runcingmu menyaringkan riak darah,
hingga kuingin jadi banteng nenek moyang huruf-huruf
yang luntur di dahimu, padahal itu pesan seorang empu.

Jumat, 07 Mei 2010

Pahlawan Revolusi


31 tahun yang lalu
tepatnya pada tahun 1965
bangsa Indonesia dikagetkan
dengan adanya suatu peristiwa
pemberontakan G 30 S/PKI

Kamis, 29 April 2010

Tembang Dahaga

airmata langit yang menetes perlahan
menghindar dari mulut bunga
dengan setia dijatuhinya sebongkah batu
hingga tertulis prasasti
sejak kapan dimulai gelisah

Rabu, 28 April 2010

AKU

Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari

Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi

Maret 1943


Krawang - Bekasi

Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.

Diponegoro

Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu

Penerimaan

Kalau kau mau kuterima kau kembali
Dengan sepenuh hati
Aku masih tetap sendiri
Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi

Hampa

kepada sri
Sepi di luar. Sepi menekan mendesak.
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memagut,
Tak satu kuasa melepas-renggut
Segala menanti. Menanti. Menanti.
Sepi.

Doa

kepada pemeluk teguh
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu
Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh
cayaMu panas suci

Prajurit Jaga Malam

Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya
kepastian
ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup

Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu……
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu !

Siasat,
Th III, No. 96
1949

Malam

Mulai kelam
belum buntu malam
kami masih berjaga
–Thermopylae?-
- jagal tidak dikenal ? -
tapi nanti
sebelum siang membentang
kami sudah tenggelam hilang

Zaman Baru,
No. 11-12
20-30 Agustus 1957 

Persetujuan Dengan Bung Karno

Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengan bicaramu
dipanggang diatas apimu, digarami lautmu
Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku sekarang api aku sekarang laut
Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat

Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh

1954

Derai Derai Cemara

cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam
aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan

Yang Terampas Dan Yang Putus

kelam dan angin lalu mempesiang diriku,
menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin,
malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu
di Karet, di Karet (daerahku y.a.d) sampai juga deru dingin
aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau datang

Cintaku Jauh Di Pulau

Cintaku jauh di pulau,
gadis manis, sekarang iseng sendiri
Perahu melancar, bulan memancar,
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar.
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak ‘kan sampai padanya.
Di air yang tenang, di angin mendayu,
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:

Senja Di Pelabuhan Kecil

buat: Sri Ajati

Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Malam Di Pegunungan

Aku berpikir: Bulan inikah yang membikin dingin,
Jadi pucat rumah dan kaku pohonan?
Sekali ini aku terlalu sangat dapat jawab kepingin:
Eh, ada bocah cilik main kejaran dengan bayangan!

1947

Selasa, 27 April 2010

Sajak Putih

Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa

sajak Surat Cinta

Kutulis surat ini
kala hujan gerimis
bagai bunyi tambur yang gaib,
Dan angin mendesah
mengeluh dan mendesah,
Wahai, dik Narti,
aku cinta kepadamu !

Rabu, 10 Februari 2010

Memperbaiki Data E-mail yang Rusak

Microsoft Outlook selalu terhubung dengan file “Personal File Folder” berekstensi PST. Buat yang enggak tahu, file ini berfungsi untuk menyimpan e-mail dan pengaturan folder yang berada di Outlook.

Rabu, 03 Februari 2010

Pentingnya Mencukur Rambut Bayi

Jakarta, Mencukur rambut bayi yang baru lahir buat sebagian kepercayaan orang dianggap bisa membuang sial. Rambut bawaan dari bayi baru lahir dianggap disenangi makhluk halus dan bikin si bayi penyakitan. Fakta yang benar mencukur rambut bayi adalah untuk alasan kesehatan.

9 Langkah Membersihkan Virus Yahoo Messenger

Jakarta - Virus Yahoo Messenger dapat melakukan update layaknya program antivirus dengan mendownload beberapa file dari website yang telah ditentukan. Tak ayal, untuk menyingkirkannya pun terbilang sulit.

Manusia Mampu Berlari Maksimal 64 Km/Jam

Wyoming, Berapa kecepatan maksimal manusia berlari? Ilmuwan menemukan secara biologis pria bisa berlari hingga kecepatan maksimal 40 mil per jam (mph) atau 64 kilometer per jam. Angka ini lebih cepat 12 mil dibanding kecepatan pelari tercepat dunia Usain Bolt.

Selasa, 02 Februari 2010

Mozilla Rilis Firefox Mobile Versi RC

JAKARTA--Usai diumumkan beberapa waktu lalu, akhirnya Mozilla merilis browser Firefox Mobile alias browser edisi ponsel. Sayangnya, Mozilla baru merilis versi RC (release candidate) untuk platform Maemo Nokia. Maemo merupakan OS ponsel berbasis Linux pertama dari Nokia dengan kode produk N-900.